Siapa lagi yang akan terjun ke dunia pertanian jika bukan sarjana pertanian? Melihat keprihatinan generasi muda yang enggan untuk berkecimpung di dunia pertanian membuat Bapak Gunung Sutopo dan teman-temannya yang merupakan alumni Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat suatu gagasan untuk membentuk suatu komunitas yang dinamai Sabisa (sarana belajar petani sarjana) Farm. Sabisa Farm merupakan salah satu unit teaching farm IPB yang didirikan melalui kerjasama antara alumni Faperta IPB, CDA (Career Development and Alumni Affairs) IPB, Faperta (Fakultas Pertanian) IPB, dan IKA Faperta (Ikatan Alumni Fakultas Pertanian).
Sabisa diresmikan pada tahun 2014 silam di Bogor, Jawa Barat untuk menyangkal stereotip masyarakat yang selama ini mengira bahwa berkecimpung di dunia pertanian itu tidak menjanjikan apalagi untuk anak muda. Disini Sabisa Farm berusaha untuk mencetak calon sarjana sebagai pengusaha muda dibidang pertanian, sehingga mampu mengembangkan potensi diri melalui kegiatan manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir secara mandiri.
Awal didirikannya Sabisa Farm, Pak Gunung mengusulkan ide tersebut ke dekanat fakultas IPB dan disetujui, pada akhirnya Sabisa Farm mendapat dukungan modal dari pihak Ikatan Alumni Fakultas Pertanian dan Rektorat IPB. Modal tersebut sangat membantu perkembangan Sabisa Farm diawal mendirikan komunitas tersebut.
Sabisa Farm yang merupakan teaching farm atau wadah bagi mahasiswa untuk belajar, pengetahuan dan ilmu yang didapat tidak hanya sebatas dari mentor namun juga dari para alumni IPB yang berwirausaha. Sabisa Farm menerima siapapun bagi yang ingin belajar bersama dengan Sabisa. Setiap Tahun diadakan open recruitment dan pelatihan bagi para mahasiswa IPB yang berminat dan siap mengemban tugas menjadi pengurus Sabisa Farm ini.
“Tidak hanya bergerak dibidang pertanian, Sabisa Farm juga bergerak dibidang perikanan”, terang Dedi salah seorang mahasiswa IPB yang saat ini menjadi ketua pengurus Sabisa Farm. Buah naga, ikan lele, ikan patin, domba, sayuran hidroponik, alpukat, dan srikaya merupakan beberapa produk yang diproduksi Sabisa Farm melalui teknologi ramah lingkungan dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida, sehingga buah maupun sayuran yang dibudidayakan oleh Sabisa Farm dapat langsung dikonsumi. Produk tersebut dipilih untuk dikembangkan oleh Sabisa Farm karena melihat tingginya permintaan produk serta memiliki mentor yang ahli dalam bidang tersebut.
Produk-produk tersebut selanjutnya dijual ke end user melalui media sosial dan store Sabisa Farm. Saat ini buah naga masih menjadi primadona yang diminati masyarakat karena buah naga yang dihasilkan oleh Sabisa Farm memiliki rasa lebih manis jika dibandingkan buah naga yang ada dipasaran. Adapun jenis buah naga yang dikembangkan oleh Sabisa farm adalah buah naga putih dan buah naga merah.
Kini, Sabisa farm sudah dikelola secara mandiri oleh mahasiswa IPB yang tidak hanya melakukan kegiatan perawatan dan pemasaran saja namun juga melakukan kegiatan pelatihan sebagai sarana berbagi pengetahuan dengan masyarakat luas. Di beberapa kesempatan, kebun Sabisa Farm dimanfaatkan untuk kegiatan praktikum, penelitian dan pelatihan budidaya buah dan sayuran hidroponik. Konsep budidaya tanaman secara alami merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki Sabisa Farm. “Perawatan di kebun kami itu pure dikelola secara alami tanpa menggunakan hormon” ungkap Dedi. Hal tersebut dilakukan karena Sabisa Farm lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Oleh sebab itu Sabisa dapat menarik hati para konsumen yang berujung pada loyalitas konsumen dalam jangka panjang.
Untung dan rugi tentu saja menjadi hal yang lumrah dirasakan setiap pengusaha. Dedi menerangkan bahwa “permasalah tersebut, bukanlah suatu penghalang bagi kemajuan Sabisa Farm. Melainkan sebaliknya, dengan adanya masalah tersebut, membuat kami (mahasiswa) dapat belajar untuk bersabar dan berfikir bahwa akan ada hasil yang tidak kalah indah diakhir dari semua duka yang ada”.
Selain sebagai sarana belajar bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa IPB, Sabisa Farm juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum yang menjadi konsumen dari Sabisa Farm. Sejak dicangangkan menjadi agrowisata, Sabisa farm, kebun buah naga yang berada di Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat ini tak pernah sepi pengunjung. Sebelum pengunjung memetic langsung buah naga yang ingin mereka panen, anggota Sabisa Farm yang notabene mahasiswa IPB memberikan penjelasan mengenai perbedaan buah naga merah dan buah naga putih, ciri buah naga yang siap dipanen, dan tata cara panen buah naga yang tepat.
Kini Sabisa Farm sudah semakin berkembang dan sudah dikenal oleh masyarakat luas tidak hanya masyarakat kota Bogor. “Harapan dari adanya sarana belajar seperti ini adalah agar generasi muda dapat termotivasi untuk mulai bergerak dibidang pertanian dan mengembakan usaha dibidang pertanian mulai dari hulu hingga hilir”, pesan dari Dedi ketua pengurus Sabisa Farm. Selain itu Sabisa Farm juga diharapkan dapat menjadi wadah agar mahasiswa IPB dapat menjadi pelopor dan trendsetter untuk mencetak wirausaha muda pertanian tangguh dan berhasil.
Penulis:
Nurul Khabibah
Ni Made Widhiani
Ayu Putri Sion Telaumbanua
Fanny Anggraini
Luthfiana Nafisah