Danang seorang petani muda asal Bantul, Yogyakarta yang menyandang predikat sebagai Sarjana Teknik Industri kini beralih haluan menjadi seorang petani muda dengan komoditas anggur sebagai pilihannya. Pilihan sebagai seorang petani ini dimulai 4 tahun lalu saat Danang memiliki 1 tanaman anggur di rumahnya, ia merawatnya dengan sepenuh hati dan menjadikannya sebagai sebuah hobi. Menjadi kepuasan tersendiri saat melihat tanaman yang dirawatnya tumbuh subur dan berbuah lebat. Rasa buah anggur miliknya yang manis membuat ia berpikir untuk mulai mengembangkan potensi ini dengan cara membudidayakan bibit anggurnya dengan metode stek batang.
Menumbuhkan bibit bukanlah perkara yang mudah karena cukup banyak kegagalan yang telah ia alami, tapi Danang tetap berusaha keras dan terus belajar dari kesalahan serta menerapkan informasi yang didapatkannya dari dunia maya. Usaha pembibitan tersebut akhirnya membuahkan hasil yang sangat memuaskan terbukti dengan banyaknya permintaan bibit kepadanya. Dari keberhasilan pembibitan tersebut kemudian Danang mencoba peruntungannya lebih besar lagi dengan mengembangkan sekitar 70 anggur varietas unggulan. Melihat peluang yang semakin terbuka ini kemudian Danang memutuskan melebarkan sayapnya dengan membuat kebun anggur bernama Jogja Anggur Farm yang berlokasi di Desa Patalan, Kec. Jetis, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang tak jauh dari rumahnya.
Budidaya anggur ini didasari atas keprihatinan Danang terhadap banyaknya buah-buahan import yang dikonsumsi masyarakat. Keprihatianan ini karena seluruh buah-buahan import terutama kulit tipis pasti dilakukan pengawetan, mengingat jarak yang jauh serta waktu pengiriman yang lama. Wajarnya setiap buah secara alami akan mengalami kerusakan setelah diletakan di udara terbuka terutama buah anggur. Danang menuturkan bahwa buah anggur akan mengempes di udara terbuka setelah 3-5 hari pasca dipetik, namun di pasaran anggur import selalu nampak segar bahkan saat tangakainya telah mengering seluruhnya. Inilah ynag menjadi pertanyaa bsar, oleh karena itu dengan adanya Jogja Anggur Farm, Danang berharap dapat memulai gerakan untuk makan buah sehat dan segar bagi keluarga.
Tanah kebun anggur tersebut merupakan tanah yang ia sewa dari Desa yang memang hanya diperuntukan untuk pertanian saja. Hal tersebut tentunya sesuai dengan maksud dari Danang untuk membuat kebun anggur. Akhirnya 2 tahun lalu ia segera mengeksekusi peluang tersebut dengan melakukan pengelolaan kebun dibantu temannya, mulai dari mengolah lahan, melakukan penanaman, perawatan hingga pemanenan. Selama satu tahun lebih kebun ini belum dibuka untuk umum karena menurutnya belum siap untuk dinikmati publik secara luas. Hal tersebut mengingat bahwa Jogja Anggur sendiri memang dikonsep oleh Danang sebagai kebun wisata edukasi dimana para pengunjung dapat merasakan sensasi berkebun anggur mulai dari belajar penanaman, perawatan, pemanenan dan pengolahan anggur pasca panen.
Kebun Jogja Anggur sendiri memiliki luas sekitar 2.200m² yang Danang sewa dari desa setempat. Tanah tersebut kemudian ditanami sekitar 500 batang anggur bersama temannya dengan keragaman varietas sebanyak 40 jenis. Kebun anggur ini secara penuh dibiayai oleh mas Danang secara mandiri dengan bertahap, yang kemudian saudaranya turut terlibat untuk membangun cafe di dekat Kebun Jogja Anggur sehingga memperkuat konsep wisata dari kebun ini. Konsep wisata yang ditawarkan oleh Jogja Anggur sangat lengkap mulai dari penanaman anggur, perawatan, pemanenan hingga pengolahan anggur pasca panen seperti dibuat selai dan minuman. Target selanjutnya, mas Danang berkeinginan untuk memperluas kebun anggur ke lahan di sekitarnya guna mencukupi kebutuhan wisatawan yang membludak.
Jogja Anggur resmi dibuka oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) pada 15 Desember 2020 lalu dan kini telah menjadi salah satu agrowisata unggulan di wilayah Bantul, Yogyakarta. Sejauh ini para wisatawan sangat antusias untuk datang merasakan sensasi makan anggur langsung di kebun. Orang awam pasti mengira bahwa anggur yang mereka jumpai di supermarket tidak dapat ditumbuhkan di Indonesia, sedangkan di Jogja Anggur anda dapat menjumpainya. Mas Danang menuturkan, bahwa Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi anggur sepanjang tahun karena memiliki penyinaran matahari yang teratur sehingga mencukupi kebutuhan hidup anggur itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan karena anggur memiliki siklus pembuahan layaknya pohon apel yang hanya berbunga setelah mengalami musim gugur di negeri asalnya. Musim gugur ini dapat dimanipulasi dengan pemberlakukan pruning/perontokan daun. Batang yang rontok daunnya kemudian akan menumbuhkan tunas baru yang turut membawa bakal buah.
Dalam setahun Jogja Anggur mampu panen sebanyak 3 kali dengan tingkat produktivitas tiap pohon 10 kg/panen. Apabila dihitung, tingkat produksi anggur di sini bisa mencapai 5 ton atau 5.000 kg sekali panen. Pandemi COVID-19 ini sedikit banyak membuka mata untuk introspeksi diri bahwa sektor pertanian yang selama ini terkesan terpinggirkan, justru mempunyai peran signifikan sebagai salah satu penopang perekonomian nasional.
Danang juga sempat menuturkan bahwa budidaya anggur sangatlah menguntungkan karena beberapa hal yaitu :
- Tanaman anggur sangat awet dan kuat
Mas Danang menuturkan bahwa Anggur mampu hidup ratusan tahun lamanya dan dapat dikembangbiakkan dengan mudah melalui stek batang.
- Permintaan anggur yang banyak
Masyarakat sangat gemar untuk mengkonsumsi anggur manis (table grapes), karena mayoritas anggur yang diperjualbelikan di supermarket adalah jenis impor yang relatif mahal. Jogja Anggur bahkan sampai kekurangan dalam memenuhi permintaan indent pelanggannya.
- Tidak mengenal musim
Tanaman Anggur memiliki karakteristik yang sama seperti Apel, dimana kita dapat melakukan penjadwalan buah. Caranya dengan melakukan pruning/pemangkasan dahan. Hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap iklim asalnya yang akan berbunga setelah musim gugur.
Selain mendapatkan penghasilan dari wisata kebun Jogja Anggur, Danang juga masih tetap fokus terhadap usaha pembibitan dari jenis-jenis anggur miliknya. Ia mengaku telah mengirimkan ribuan bibit ke berbagai wilayah di Indonesia hingga tembus ke mancanegara seperti Malaysia. Tak hanya melakukan penjualan saja Danang juga memberikan bimbingan dan konsultasi kepada konsumennya hingga panen. Bimbingan dan konsultasi biasanya dilakukan melalui kanal YouTube serta melalui WhatsApp pribadinya. Danang merupakan seorang petani muda yang tak segan untuk senantiasa berbagi pengetahuannya perihal budidaya anggur. Hal inilah yang menjadikannya besar, ia juga menuturkan bahwa interaksi yang terjalin dengan baik akan memberikan nilai tambah serta kepercayaan konsumen untuk waktu yang lama.
(Sahrul)