Menengok Geliat Sekolah Tani Muda

Sekolah Tani Muda atau lebih dikenal dengan Sekti Muda, sebuah organisasi yang fokus pada usaha pengenalan pertanian pada generasi muda, bidang yang selama ini jarang dilirik anak muda. Mereka menggandeng generasi muda dengan berbagai latar belakang belajar bersama tentang dunia pertanian. Sekti berdiri sekitar awal tahun 2014 dan beranggotakan tak kurang 20 orang yang hampir semuanya berstatus mahasiswa.

Sekti Muda lahir sebagai bentuk kepedulian terhadap menurunnya angka regenerasi petani di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Sebuah penelitian yang dilakukan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (PUSTEK-UGM), menyimpulkan petani merupakan pihak yang paling rendah posisi tawar dan paling minim informasi dalam rantai distribusi produk pertanian. Keadaan itulah menjadi alasan dan motivasi berbagai pihak yang peduli dunia pertanian mendirikan Sekti Muda, sebuah wadah belajar bersama untuk generasi muda.

Sekolah Tani Muda awalnya digawangi justru bukan dari pemuda yang berlatar belakang pertanian. Adalah Advis Vijay Naire, yang saat itu merupakan mahasiwa Ekonomi UGM. Bermula dari keterlibatannya dalam Sekolah Pasar, wadah konumikasi dan belajar bersama untuk pedagang pasar, Advis kemudian terlibat dalam Sekolah Tani, wadah komunikasi dan belajar bersama bagi petani-petani di daerah Yogyakarta. Program ini difasilitasi oleh PUSTEK-UGM.

Kegelisahan Advis dan beberapa rekannya mendapati kondisi petani di Indonesia yang memprihatinkan serta rendahnya minat pemuda dalam bidang penghasil makanan ini, menggugah semangatnya untuk membentuk Sekolah Tani Muda. Bermula dari diskusi-diskusi tentang pertanian serta mengunjungi petani-petani yang berhasil mengelola pertanian, Sekti Muda pun memberanikan diri langsung terjun bertani dan menggarap lahan yang mereka sewa.

Jatuh bangun mereka hadapi, terlebih menggarap bidang yang selama ini dianggap kurang menarik di masyarakat. Mereka pun menemukan ternyata kemampuan mengelola pertanian masih kurang, sehingga perlu banyak belajar. Tak kalah penting dari itu, Sekti Muda menemukan sulitnya menggandeng generasi muda untuk mau terlibat dalam bidang pertanian. Bahkan dari mahasiwa yang berlatar belakang di bidang pertanian sekalipun. Akibatnya keanggotaan mereka pun silih berganti. Sebut saja Septa Melati, koordinator Divisi Pemberdayaan Sekti Muda yang kini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Pertanian UGM. Aktivitasnya di Sekti Muda sempat ditentang orang tuanya.

“Ngapain  kamu malah brgelut dengan pertanian?”, ungkap Mela menceritakan ketidaksepakatan orang tuanya tentang bidang pertanian yaang ia geluti di Sekti Muda. Menurut Mela, orang tuanya menanggap pertanian tidak menarik dan tidak penting.

“Mungkin karena pertanian selama ini kurang mendapat perhatian sehingga kondisinya semakin memprihatinkan”, tambah perempuan murah senyum ini.

Berbagai aktivitas seputar mengenalkan pertanian ke generasi muda mereka lakukan. Selain langsung mengolah lahan pertanian yang mereka sewa, anggota Sekti Muda juga rutin melakukan diskusi dan mengunjungi beberapa pakar pertanian untuk belajar langsung tentang teknik bertani yang mereka terapkan. Sesekali mereka mengadakan kemah pertanian yang juga diisi dengan kegiatan praktik bertani.

Bahkan 22 Mei 2015, Sekti Muda menggandeng Indmira dalam program One Day One Tree (ODOT). Program yang kegiatannya melakukan penanaman tanaman itu bertujuan untuk mengenalkan budaya pelestarian lingkungan pada generasi muda serta mengajak generasi muda turut serta menanam tanaman pangan.

“Jadi peserta diajak untuk terlibat sebagai produsen, ikut menanam tanaman yang hasilnya nanti bisa mereka makan”, jelas Budi Kusriyanto, koordinator Divisi Komunikasi Sekti Muda.

Tak hanya itu, cerita lain dilakukan oleh Rahmad sebagai Koordinator Divisi Kemandirian. Untuk menghidupkan roda organisasi, sebagai salah satu sumber pemasukan selain menjual hasil pertanian, Rohmad dan rekan-rekannya membuka warung makan Sop Tuna Jinbei di dekat kampus Universitas Gadjah Mada.

Berbagai upaya dilakukan Sekti Muda untuk menarik minta generasi muda di bidang pertanian. Tertarik bergabung menjadi pejuang pertanian? (Leana.)