Lima Kilo: Yuk Belanja Ke Petani!

 

Harga jual bawang yang tak menentu, jeratan tengkulak menjadi momok sebagian besar petani bawang. Di Jakarta harga bawang merah mengalami kenaikan hingga 40 persen. Bahkan harga bawang merah di pasar tradisional telah menembus harga Rp 50 ribu per kilogram (kg). Harga bawang merah yang sedang tinggi ini ternyata tidak dinikmati oleh para petani.

Jika sebelumnya petani menjual kepada tengkulak atau distributor, kini petani dapat menjualnya dengan pendekatan Lima Kilo. Aplikasi ini mempertemukan antara petani langsung dengan calon pembeli.  Wajah dibalik aplikasi Limakilo ini adalah Lisa Wulandari (Business Analyst, Marketing, Operation), Arif Setiawan (Backend & API Developer, Frontend Web Developer) dan Walesa Danto (Android Developer).

Menjadi profesional di perusahaaan kelistrikan ternama asal Prancis telah dilakukan oleh Lisa, salah satu founder Lima Kilo. Sedangkan Walesa dan Arif adalah profesional di bidang IT dan sempat berpengalaman mendirikan start up IT.  Status pegawai kantoran yang semula mereka sandang serta berada di masa pegawai negeri semacam stereotype cita-cita masa depan. Tidak bisa menjawab rasa tanya dalam diri apa yang sebenarnya di cari dalam hidup dan sumbangsih apa yang telah diberikan untuk orang lain.

Fakta bahwa masih banyak petani yang masih tak berdaya menentukan hasil panennya, membuat Lisa dan timnya merintis sebuah pasar digital sehingga konsumen bisa memesan langsung hasil tani melalui situs dan aplikasi yang mereka beri nama Lima Kilo. Aplikasi ini dinamakan Limakilo karena salah satu tujuan dari aplikasi ini untuk melakukan penjualan secara paket kecil dan grosir. Paket kecil tersebut adalah sekitar 5 kilogram, sesuai asumsi kebutuhan target konsumen. Lewat pasar dunia maya, mereka ingin memutus jalur distribusi yang rumit. Mereka bisa membeli hasil panen dengan harga lebih tinggi dari petani sekaligus menjualnya dengan harga yang lebih murah ke konsumen.

Ide ini pertama kali mereka tawarkan dalam kompetisi Hackathon Merdeka 1.0 pada Agustus 2015 lalu yang diselenggarakan oleh Code4Nation, sebuah kompetisi yang digagas untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam memecahkan masalah-masalah nasional.

Salah satu manfaat aplikasi Limakilo adalah membantu petani untuk menjual hasil panennya langsung ke semua orang dengan harga lebih kompetitif. Jika biasanya kita membeli di pasar, supermarket atau di tukang sayur yang sudah melalui beberapa kali tahapan transaksi, melalui aplikasi ini sistem transaksi terbuka antara petani dan konsumen sehingga menguntungkan kedua pihak dengan mendapatkan harga yang optimal, dibandingkan dengan menggunakan jalur distribusi yang panjang.

Manfaat lainnya adalah pemerintah yang bertindak sebagai pemantau dan pengontrol harga dari komoditi tersebut. Sehingga harga tetap terjaga dan tidak terjadi lagi fluktuasi. Adanya aplikasi lima Kilo juga dapat membantu petani melalui pembayaran yang adil dengan transparansi pembukuan dan sistem bagi hasil. Bantuan teknis seperti packaging juga membantu peningkatan nilai hasil panen petani.

Terlepas dari manfaat aplikasi Lima Kilo, kendala dalam membangun start up ini pun tak kalah banyak, karena Lima Kilo membawa sesuatu yang baru baik dari sisi konsumen maupun dari sisi petani. Banyak petani yang belum melek teknologi menjadi salah satu kendala. Mereka harus ekstra untuk meyakinkan petani untuk menjual hasil panennya secara e-commerce. Namun kendala justu membuat Lima Kilo bersemangat mengembangkan aplikasi ini sehingga dapat membawa dampak di masyarakat.

Masyarakat petani bawang merah Brebes telah berhasil diedukasi Lisa dan timnya untuk menjual komoditas pertanian langsung ke konsumen lewat aplikasi Lima Kilo. Di Bandung Lima Kilo mengembangkan jalinannya dengan petani sayur organik dan pasar kecil. Agradaya dari Minggir Yogyakarta beserta petani padinya juga turut memasarkan hasil panennya via Lima Kilo.

Bertemu dengan orang-orang luar biasa yang memiliki tujuan yang sama untuk memajukan pertanian Indonesia merupakan salah satu pengalaman yang didapatkan Lisa dan timnya dalam mengembangkan Lima Kilo. Masalah pertanian di Indonesia memang masih banyak dan pelik, tapi Indonesia juga punya anak-anak muda yang luar biasa, memiliki kapabilitas dan sangat peduli dengan pertanian Indonesia. Agar keinginan tidak hanya berhenti sedekar angan, anak-anak muda mesti menjalankan peran dan mengoptimalkan kemampuan masing masing untuk membantu petani. Membantu mensejahterakan Indonesia lewat pertanian. Sudah siapkah kamu?

(Ras)