Kangpuj Farm, Lele Sehat ala Anak Farmasi

Apa yang pertama kali terlintas dipikiran pembaca begitu mendengar kata lele? Pecel lele kah? Lele bakar? Atau lele goreng? Lele merupakan ikan yang cukup terkenal di masyarakat Indonesia, hingga hampir semua kuliner nusantara terdapat masakan olahan lele. Hal ini terjadi karena lele memiliki rasa yang enak, mudah dipelihara, dan memiliki harga yang relatif rendah. Berbagai hal tersebut menyebabkan tingginya permintaan lele di Indonesia, terutama di daerah perkotaan yang mayoritas penggemarnya adalah mahasiswa dan pelajar. Sayangnya, permintaan yang tinggi ini masih belum dapat dipenuhi. Melihat hal ini seorang sarjana farmasi, bernama Puji Hatmoko atau biasa disapa Kang Puj menjadikannya sebuah peluang usaha yang menjanjikan, sehingga ia memberanikan diri untuk beralih dari bidang farmasi ke pertanian.

1532996446812

Pindah bidang dari farmasi ke pertanian merupakan suatu keputusan besar dalam hidup Kang Puj. Berbagai pro kontra telah menjadi pertimbangannya dalam memulai usaha ternak lele. Bahkan, beralihnya Kang Puj kebidang pertanian sempat tidak disetujui oleh orang tua pria lulusan farmasi ITB angkatan 2011 ini. Berkat keseriusannya, Kang Puj berhasil membuktikan dengan memenangkan lomba agripreneur, salah satunya yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada, hingga akhirnya restu orang tua berhasil diraih.

Lele dikenal sebagai hewan omnivore yang memakan segala, bahkan kotoran manusia. Tidak jarang lele di anggap sebagai ikan yang ‘kotor’. Selain itu, kemampuan ikan lele yang dapat tumbuh dalam lingkungan yang kotor menyebabkan pembudidayaannya kerap tidak memperhatikan lingkungan kolamnya. Berdasarkan dua hal tersebut maka Kang Puj berpikir untuk menyediakan lele yang berkualitas baik dengan memberikan pakan yang berkualitas maka, pada tahun 2016 berdirilah Kangpuj Farm.      Berbekal modal pribadi seadanya serta ilmu beternak lele yang diperoleh secara otodidak melalui studi literatur serta hasil bertanya pada praktisi ternak lele di berbagai daerah, salah satunya di Jawa Tengah.

Kangpuj Farm diambil dari nama panggilan Kang Puji yaitu Kang Puj, serta Farm yang memiliki dua makna; merujuk pada farmasi yang merupakan bidang yang dipelajarinya selama berkuliah di ITB dan pertanian yang menjadi bidang yang ditekuni saat ini. Kangpuj Farm merupakan usaha pertanian yang berfokus pada budidaya lele organik dengan sistem akuaponik.

Perbedaan Kangpuj Farm dengan peternak lele konvensional adalah pakan yang digunakan, yaitu menggunakan kangkung hasil akuaponik yang memanfaatkan air limbah kolam lele, serta menggunakan lalat black soldier fly (BSF) yang dikenal tinggi protein. Selain dijadikan pakan, kangkung hasil akuaponik tersebut juga turut serta dipasarkan. Lele dan kangkung Kangpuj telah memiliki pelanggan setianya sendiri, mulai dari kalangan ibu rumah tangga hingga kepada jasa penyedia catering.

Lele organik yang dijual diakui memiliki keunggulan dari lele pada umumnya yang diternak secara kovensional, yaitu tidak berbau tanah serta rasanya lebih nikmat. Cara pemasaran lele Kangpuj Farm saat ini selain dari mulut ke mulut juga melalui media social seperti Instagram dan facebook yang dianggap mudah serta menarik banyak konsumen. Salah satu kelebihan dalam pemasaran lele organik adalah disediakan delivery order ikan lele yang sudah dibersihkan dan siap dimasak. Berkat kepercayaan konsumen tersebut saat ini Kangpuj telah memiliki total 25 kolam yang terletak di kawasan Rancaekek dan Ciparay.

Hasil dari ternak lele memberikan keuntungan yang cukup besar, yaitu omset bisa mencapai 30-40 juta rupiah untuk satu kali panen lele. Kangpuj berencana untuk melebarkan usahanya dengan membuat produk olahan dari ikan lele yang diharapkan dapat meningkatkan omset usaha menjadi lebih tinggi lagi. Selain produk olahan, Kangpuj Farm juga berencana untuk menambah komoditas tanaman, yaitu bayam.

Suatu usaha tentu tidak selalu berjalan dengan mulus, begitu pula dengan Kang Puj. Ketika baru memulai usaha ternak lele, beliau langsung mengalami kerugian yang besar akibat ikan lele yang dimilikinya mati hingga satu kolam. Tidak tinggal diam, Kangpuj langsung menganalisis penyebab kematian ikan-nya tersebut. Studi literatur dan belajar dengan praktisi juga semakin ditingkatkan untuk mengevaluasi kerugian yang dialami. Kegigihan serta keuletan dari bapak satu anak ini membawanya pada keberhasilan usaha yang dimilikinya. Dari Kang Puj kita dapat belajar untuk cermat dalam melihat peluang, gigih dalam melakukan usaha, dan tidak bosan untuk tetap menuntut ilmu dan belajar hal baru.

 

Penulis:

Nurul Rahmawati

Faras Ghaziya

Sholahuddin Izza Falih

Afriansyah Danupermana

Editor:

Atin Saraswati

Ayu Kumala Sari