Zaman modern sekarang, banyak generasi muda lebih memilih bekerja di perkantoran karena dianggap lebih bergengsi dan menjanjikan. Jarang generasi muda yang memilih bekerja di dunia pertanian karena dianggap tak gaul dan terkesan kampungan.
Ketika mendengar kata “petani” yang terlintas dalam pikiran adalah sebuah pekerjaan yang sangat melelahkan, pekerjaan yang dilakukan di bawah teriknya matahari dan dilakukan oleh orang-orang tua serta penghasilan yang tak seberapa. Namun, sepertinya perlahan kita harus mengganti cara pandang tersebut karena pertanian merupakan pekerjaan yang cukup menjanjikan dan dapat dilakukan oleh kaum muda.
Salah satunya adalah Sandi Octa Susila yang kerap dikenal dengan nama Kang Sandi. Kang Sandi, seorang agripreneur muda yang baru berumur 26 tahun asal Cianjur. Pemilik perusahaan Mitra Tani Parahyangan yang merupakan supplier sayur dan buah khususnya di kota Bogor dan Cianjur. Ia mulai terjun di bidang pertanian di awal 2014 yaitu pada saat ia masih semester 5 dan tak di ketahui orang tuanya, hanya berbekal ilmu yang ia dapatkan di perkuliahan.
Kang Sandi mulai menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2011 sebagai mahasiswa S1 Agronomi dan Hortukiltura dan menyelesaikan Studi S1 nya pada tahun 2015. Pada tahun 2016, Kang Sandi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 nya di IPB dengan jurusan Magister Manajemen Bisnis hingga saat ini.
Ketertarikan Kang Sandi mengenai dunia pertanian berlanjut hingga lebih memilih terjun di pertanian dibanding dengan bidang yang lain. Ia menilai potensi bisnis pertanian akan tetap hidup dan tak akan berakhir selama manusia masih hidup. Baginya bisnis pertanian hanya akan berakhir apabila manusia telah mengalami kepunahan, karena pada dasarnya manusia hidup memerlukan makan dan sesuatu yang dimakan oleh manusia merupakan hasil dari pertanian.
Pada saat itu produk yang dihasilkan hanya sayuran, lalu pada 2016 mulai menginovasi produk menjadi beraneka ragam produk. Saat ini total produk hasil inovasi Kang Sandi berjumlah 141 item sayuran, 41 item buah-buahan dan total sekitar 500 item.
Seiring berjalannya waktu, permintaan pasar akan produk-produk MTP semakin meningkat sehingga MTP terus mengembangkan usahanya dengan cara bermitra dengan petani di daerah sekitar dan juga dengan salah satu instansi pemerintah yaitu PTPN. Saat ini Mitra Tani Parahyangan memiliki lahan pribadi seluas 8 hektar dan lahan PTPN seluas 70 hektar, serta terdapat 70 hektar lahan petani binaan di bawah naungan Mitra Tani Prahyangan.
Perbedaan Mitra Tani Parahyangan dengan perusahaan lainnya terletak pada sistem pelayanannya yang melayani selama 24 jam non-stop dan tak mengenal hari libur, menggunakan sistem delivery dari tempat packing ke hotel dan ada staff khusus untuk mengantarkan barang ke tempat tujuan tanpa biaya tambahan. Barang yang dikirimkan masih segar, disiapakan staff untuk melayani, serta menerima retur di hari yang sama.
Cara MTP menjaga kesetiaan konsumen yaitu dengan memberikan produk berkualitas dengan harga yang bersaing. After sales menanyakan kepuasan pelanggan terhadap produk yang telah di berikan dan memberikan ruang apabila ada keluhan konsumen.
Suatu usaha tentunya tak selalu berjalan mulus, begitu pula dengan Mitra Tani Parahyangan. Proses untuk bertahan hingga saat ini tentu tidaklah mudah. “Perjalanan usaha fluktuatif kadang di bawah kadang di atas membuat saya belajar untuk selalu bersyukur dan berusaha, jangan sampai terbawa dengan kondisi pasar yang berubah-ubah. Yakinlah bahwa hasil tak menghianati proses,” ungkap Kang Sandi yang hobi memakan mie dengan kornet tersebut.
Untuk menjalani suatu usaha pasti akan mengalami naik turun begitupun yang di hadapai oleh Kang Sandi, pada bulan Agustus tahun 2015 Kang Sandi pernah mengalami kerugian sampai 160 juta karena kena tipu dengan rekan bisnisnya. Dengan kejadian tersebut Kang Sandi sempat drop beberapa kali tapi ada orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya yaitu keluarga seperti ibu, abang dan orang-orang disekelilingnya, dengan dukungan itu dia dapat bangkit dengan semangat baru. Kang Sandi percaya bahwa Tuhan tak akan membiarkan suatu cobaan melebihi dari kesanggupan hambanya. Untuk menyelesaikan kerugian yang dialaminya, kang sandi mulai bangun dari kegagalannya dengan cara masuk kesalah satu hotel IPB International Convention Center. Banyak hal-hal unik dan seru yang didapatnya selama menekuni bisnis pertanian.
Suka dan duka tentu saja menjadi hal yang lumrah dirasakan setiap pengusaha. Kang Sandi menerangkan, “Duka yang saya rasakan banget itu ketika awal merintis usahanya. Kadang sudah letih mengangkat dan mengantar barang sendiri melalui panas juga hujan kemudian terkadang masih mendapat keluhan dari pelanggan karena barang kurang sesuai dengan permintaan pelanggan. Namun itu semua tetap saya jalani karena saya yakin bahwasanya tak ada hasil yang menghianati usaha. Untuk senangnya, Saya bisa memiliki kebebasan waktu dan kebebasan finansial”.
Kini MTP sudah semakin berkembang dan sudah dikenal oleh masyarakat Cianjur. “Harapan saya untuk generasi muda di bidang pertanian ketika berusaha di bidang pertanian yang harus dipengang teguh ialah semua tetap harus dijalani karena kita harus yakin bahwasanya tak ada hasil yang menghianati usaha keras kita”, pesan dari Kang Sandi.
Penulis :
Ronaldi Antoni
Dodo Handoko Dwi Putra
Faiq Alya Nugraha
Wafiyudin
Wella Adha
Fitri Yulia Wati
Editor:
Leana
Ayu Kumala Sari