Terlahir dari keluarga petani di Desa Ciburial, Bandung membuat Asep Kurnia memiliki jiwa bertani sejak dini. Pria yang akrab disapa kang Asep ini sejak kecil sudah tertarik bertani dan membantu orang tua di kebun. Kang Asep menyukai jenis tanaman yang unik, lantas ia memilih fokus bertani pada tanaman bumbu (herbs). Selain karena perawatannya yang cukup mudah, tanaman Herbs juga memiliki peluang dan potensi pasar yang besar.
Herbs adalah tanaman aromatik yang ditambahkan pada makanan sebagai penambah rasa dan pembangkit selera makan. Herbs sebagian besar terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang berasal dari daerah dingin, dan biasanya digunakan dalam keadaan masih segar. Berbeda dengan Rempah atau “Spices” adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera makan. Spices sebagian besar tumbuh di daerah tropis dan banyak dimanfaatkan dalam pengolahan makanan untuk memberi rasa pada makanan. Rempah dapat juga dikatakan sebagai bumbu kering. Pada hakikatnya bumbu (herbs) dan rempah keduanya memberi dan meningkatkan rasa dan aroma pada makanan serta memiliki banyak manfaat pada kesehatan.
Tak disangka peminat tanaman herbs ini cukup banyak, Kang Aseppun mulai mengembangkannya sebagai usaha bernama “Herbcik”. Ia mulai berjualan tanaman-tanaman herbsnya di pameran komunitas. Tanaman yang sering ia tampilkan: mint, rosemay, basil, sage, oregano dan lavender. Seiring berjalannya waktu berkembang menjadi usaha jasa herbs gardening. Herbs Gardening merupakan usaha jasa pertamanan khusus tanaman sayuran dan herbs. Tidak sebatas menjual jasa pembuatan taman saja tapi juga mengedukasi. Konsep Herbs gardening memadukan permaculture dan urbanfarming pada lahan pertanian yang sempit. Kang Asep menggunakan tanaman Herbs sebagai tanaman utama, ini tentu keluar dari jalur pertamanan pada umumnya yang menggunakan tanaman hias. Alasannya selain dari sisi manfaat, secara visual tanaman Herbs nampak lebih bagus. Usia perawatanpun panjang karena proses panennya menggunakan sistem stek.
Sukses dengan Herbs gardeningnya Kang Asep lantas membentuk unit usaha yang baru yakni “Warung Langit”. Warung langit bagian dari Herbcik, warung makan yang berkesadaran. Warung langit menerapkan menu sesuai pola hidup sehat. Berbagai varian menu unik disajikan di warung langit. Sebagian besar menunya kreasi dari tangan dingin Kang Asep. Sebut saja Korean Spinach Rice Papper Rolls ala Herbcik, Rice Paper Roll, cah sayuran naibai dengan rempah & biji kopi, ball-ball sorgum, pecel sorgum dan segudang kreasi menu yang menggugah selera dan tentu saja sehat.
Selain Warung Langit, Herbcik juga melayani program ekowisata yang tergabung dalam Camp on Farm. Camp on farm, suatu konsep ekowisata terintegrasi untuk menyambungkan kembali hubungan masyarakat konsumen dengan petani lokal. Camp on Farm ini terbentuk berkat kerjasama dengan Agritektur. Berjejaring dengan komunitas senada Kang Asep juga ikut dalam pasar komunitas seperti pasar kecil, pasar sehat dan pasar 1000 kebun dalam memasarkan produk hasil pertaniannya.
Kang Asep juga menjalin kemitraan dengan warga sekitar di kelompok tani. Kelompok tani ini bernama kelompok Tani Cipta Mandiri. Kelompok Tani ini berada di daerah kawasan Bandung Utara, tepatnya di kampung Cibengang RT 05 RW 02, Desa Ciburial kecamatan Cimenyan. Kelompok tani yang berdiri sejak 2012 ini telah mengembangkan komoditi sayur sehat non-pestisida untuk pasar konsumen di Kota Bandung dan sekitarnya. Mereka juga kerap kali mengadakan program “Rawat Kebun” bersama petani. Kegiatan ini terbuka bagi siapapun baik perorangan, kelompok maupun keluarga yang ingin merasakan merawat kebun petani. Dimana tersedia 10 kavling kebun, dengan luas 12 x 15 meter yang siap dikelola.
Istimewanya di kelompok tani Kang Asep hampir semua terdiri dari anak-anak muda. Usia paling tua sekitar 30 tahun dan yang termuda 12 tahun. Selain kemitraan ia juga memberdayakan masyarakat sekitar yang berjumlah 5 orang.
“Yang terpenting menurut Kang Asep setiap calon petani harus memiliki niat yang tulus demi kemajuan bangsa, semangat dan berani belajar dari kesalahan,” jelas salah satu perancang model pemasaran sayur organik secara online dan pengisi materi urban farming di berbagai acara Jakarta dan Bandung ini.
Kemandirian pangan bisa terwujud asalkan mata rantai pertanian tidak terputus. Harus ada generasi muda yang berinovasi dalam mengembangkan pertanian. Sebagai bentuk keseriusannya dalam mengelola Herbcik, Kang Asep pun diberi kepercayaan Kepala Dinas Pertanian kota Bandung untuk mengelola office farming Bank Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Kedepannya Kang Asep ingin menjadikan Herbcik sebagai pusat edukasi pertanian yang menggabungkan teknologi dan kearifan lokal. Kearifan lokal yang dimaksud Kang Asep disini adalah konsep pertanian lokal yang mengedepankan prinsip merawat alam, seperti menggunakan pupuk-pupuk alami dan budidaya ramah lingkungan.
“Harapannya siapapun yang ingin belajar dan berkarya untuk kemajuan pertanian tidak melupakan adat budaya’’, ungkap Kang Asep yang pernah menjadi pemateri pada forum diskusi Serambi Petani Indonesia tentang petanian yang menjunjung kearifan lokal.
(ras)