Pertanian menjadi salah satu sektor penting di Indonesia, dan menurunnya generasi penerus industri ini menjadi salah satu perhatian banyak pihak. Atas dasar tersebut dan permasalahan perubahan iklim yang membuat petani makin rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan, Hackafarm Innovation Camp 2016 digelar di Yogyakarta pada tanggal 7 – 11 November 2016. Acara ini merupakan gabungan antara kegiatan hidup bersama petani di Planden, Sleman dan 36 jam non-stop Hackathon di Kulonprogo. Bekerja sama dengan Agradaya dan Indmira di Yogyakarta, acara ini diadakan oleh alumni beasiswa pendidikan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dan juga bekerja bersama banyak pihak di industri pertanian dan teknologi lain seperti AgriProFocus, Kecipir, Mertani, Limakilo, Atnic, Siramin, Sekolah Tani Muda, Wikikopi, Sikumis, Mobileforce, Domainesia, dan lainnya.
Kegiatan di Planden terdiri dari materi dari praktisi-praktisi pertanian serta petani muda di Yogyakarta. Pengenalan pangan lokal juga menjadi isu penting dari rangkaian kegiatan ini. Dengan visi menjadi ruang diskusi bagi berbagai pihak dalam industri pertanian, Hackafarm juga mengajak 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa di Padang, Bandung, Depok, Bogor, dan Yogyakarta serta siswa SMK pertanian berkunjung ke sawah dengan kepala Gapoktan di Desa Planden dan bicara mengenai isu irigasi dan hama, langsung di sawah. Para peserta telah diseleksi dalam dua tahap, pertama dari ide proposal dari sisi teknologinya, kemudian tahap kedua dinilai oleh partner terkait yang memiliki keahlian di bidang yang relevan dari proposal-proposal tersebut.
Setelah rangkaian edukasi selesai, Hackathon pun dimulai, berlokasi di Dolandeso, Boro, Kulonprogo. Para peserta ditantang merakit teknologi tepat guna selama 36 jam dengan internet dan fasilitas terbatas dan menyiapkan presentasi untuk lima dewan juri yang terdiri dari praktisi dan pendorong bisnis pertanian, dosen, petani, dan pemerhati perubahan iklim. Tiga tim keluar sebagai pemenang yakni Juara 1 diraih tim Amazing Agriculture dari Yogyakarta dengan ide teknologi pelayuan komoditas vanili, Juara 2 diraih tim Teknotani dari Yogyakarta dengan ide teknologi pengusir hama tikus berbasis audio, dan Juara 3 diraih tim Alpha Team dari Bandung dengan ide metode irigasi cerdas dengan model bagi hasil dengan petani. Ketiganya memenangkan uang tunai dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan peluang percobaan inovasinya. Ke depannya, para juara akan menjalani pilot project dengan seed funding dari Indmira selama 6 bulan lamanya, untuk menjadikan hasil Hackafarm Innovation Camp 2016 ini benar-benar menjadi kenyataan dan tepat guna. Setelah Indonesia, acara serupa akan digelar di Hanoi, Vietnam, pada Desember 2016 nanti.