Pada hari Minggu tanggal 1 September 2019, bertempat di Indmira, Waluku Festival kembali dilangsungkan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara ini diadakan satu hari, namun tentunya dengan suasana yang tidak kalah menarik. Acara ini terdiri dari berbagai kegiatan yaitu talkshow, workshop, dan pasar sehat yang diisi oleh teman-teman pelaku usaha dan penggiat di bidang pertanian.
Diawali dengan workshop berkebun, peserta workshop diajak untuk berkunjung ke Kebun Sendang Indmira untuk menanam sayur-sayuran. Setelah itu, diajak pula memanen hasil kebun yang dianggap sudah siap panen untuk kemudian dimasukkan ke keranjang dan dibawa oleh peserta kembali ke Indmira. Tidak hanya berkebun, peserta workshop bersama dengan Letusee mengolah hasil panen tersebut menjadi santapan brunch (breakfast and lunch) berupa geprek jamur, yang kemudian dapat dinikmati oleh teman-teman peserta sambil bercengkerama.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun juga memiliki kegiatan di pagi hari. Workshop “Menggambar Teman Tanaman” ada untuk menemani anak-anak dalam berkreasi di pagi hari dengan kertas dan pewarnanya. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Bhumi Arin sebagai pembimbing sekaligus pemberi contoh gambar Teman Tanaman. Selain itu juga ada Book for Mountain yang hadir untuk menemani anak-anak saat berproses menggambar. Setelah menggambar, anak-anak dibagikan es krim untuk disantap bersama dengan teman-teman barunya.
Kerap terjadi di dalam rumah tangga kasus kebingungan harus memasak apa. Untuk itu, Loka Loka Kitchen hadir di workshop “Food Preparation and Healthy Juice” untuk memberikan gambaran terkait solusi menyiapkan sayuran siap oleh untuk mempermudah ibu-ibu rumah tangga. Owner LokaLoka Kitchen, Sarah Candra mengajari bagaimana menyiapkan makanan untuk seminggu ke depan, berikut bahan dan pengolahannya. Sehingga, tidak perlu lagi untuk repot dan menghabiskan waktu hanya untuk berpikir menu masakan apa yang akan dibuat. Selain penyiapan makanan, Sarah Candra juga mengajarkan peserta untuk membuat smoothie sehat dari bahan-bahan alami yang tentunya nikmat. Selesainya, peserta diberi oleh-oleh berupa jus sehat dari LokaLoka Kitchen, lho!
Setelah itu terdapat workshop “Urban Farming” yang dikhususkan bagi teman-teman yang memiliki minat di bidang pertanian namun tidak cukup memiliki lahan untuk mulai bertani. Memanfaatkan botol kaca dan bahan bekas untuk menanam, praktisi dari Indmira mengarahkan peserta workshop untuk menanam dengan metode hidroponik. Bentuknya yang sederhana namun tetap catchy membuat hidroponik bisa juga dijadikan untuk menghias ruangan.
Tidak banyak orang memahami bahwa ternyata minuman juga dapat diolah layaknya masakan. Kita bisa melakukan pencampuran minuman, agar mendapatkan rasa yang diinginkan. Moonshine dengan workshop “Basic to Mixology” memperkenalkan dasar-dasar teknik pencampuran minuman. Bisa jadi ini baru bagi beberapa peserta, yang bisa membuat peserta belajar lebih dalam lagi terkait mixology.
Pada sela acara, terdapat launching logo dan Brand Activation Amboja. Amboja merupakan salah satu anak perusahaan Indmira, yang menjadi produsen sayur dan ikan segar lokal. Launching ini menandai Amboja Farm yang memberikan komitmen dalam produksi sayuran dan ikan segar dengan precision farming untuk menjaga kualitas pangan yang diproduksi. Melalui pergantian logo dari Amboja, diharapkan mampu untuk memberikan kualitas yang lebih baik dan terus memberikan banyak inovasi baru.
Waluku Festival menghadirkan beberapa praktisi sebagai pembicara dalam talkshow yang digelar. Melalui talkshow “Cerita Nelayan dan Petani”, pengunjung diajak untuk mengenal dunia pertanian dan kelautan dari praktisi langsung, yaitu Mbah Lasiyo dan Mbah Sukadi. Mbah Lasiyo, atau yang dikenal sebagai Profesor Pisang, menceritakan bagaimana asal mula beliau menggeluti pisang serta kini bertahan dengan banyak varietas pisang dan aneka olahan pisang yang beliau kembangkan. Sayangnya, Mbah Sukadi sebagai nelayan di Gunung Kidul berhalangan hadir, perannya kemudian digantikan oleh Bu Yayuk Windrati dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Bidang Penelitian dan Perencanaan yang juga familiar dengan perihal kelautan dan kegiatan seorang nelayan. Diceritakannya manfaat, rintangan, dan bagaimana menghalau hingga bertahan sampai sekarang.
Setelah itu hadir Tim NLXUPI (Planaly) dan Tim UNAFEED sebagai pengisi dari talkshow “Hack a Farm”. Hack a Farm merupakan wadah bagi anak muda Indonesia yang tertarik mengetahui permasalahan dan memberikan solusi nyata untuk dunia pertanian. Melalui ini, diharapkan generasi muda mampu terdorong untuk memunculkan ide inovasi yang berakar dari permasalahan riil dari petani. Mereka masing-masing menceritakan latar belakang ide tersebut muncul, beberapa keresahan dalam dunia pertanian, sehingga mereka mencoba merealisasikan ide untuk dijadikan solusi.
Maraknya isu tentang sampah, talkshow “Start Sustainable Living: Recycling, Growing, Conservating” hadir untuk memberikan inspirasi serta pandangan bagi kita semua. Kinara, anak berusia 10 tahun, menjadi tokoh inspiratif dalam recycling. Keresahan tentang sampah, membuatnya berpikir lebih keras untuk menyelamatkan lingkungan. Sehingga terbentuklah kreasi-kreasi manis yang ia buat, yang kemudian jadi layak untuk dijual. Pada topik growing, Indmira hadir sebagai referensi untuk pengembangan inovasi dan teknologi terbaru demi adanya solusi dari permasalahan ekosistem, produksi pertanian, dan pangan yang terus berkembang. Setelah itu, Reispirasi hadir sebagai pembuka mata kita dalam topik conservating. Bagaimana cara untuk terus melestarikan lingkungan dan menyadarkan diri bahwa lingkungan butuh bantuan kita untuk terus ada dan memberi manfaat bagi kita.
Talkshow ditutup oleh “The Story Behind a Cup of Coffee” yang diisi oleh Bowongso yang menceritakan proses kopi dari hulu ke hilir, cerita dari sisi pertanian kopi hingga kopi tersebut dapat tersaji di depan kita dan dapat kita minum dengan nikmatnya. Beberapa di antara kita hanya mengenal sejauh tipe penyeduhan kopi dan kopi itu sendiri, namun ternyata di balik penyajian kopi tersebut terdapat kisah-kisah pertanian kopi yang perlu dipahami, yang nantinya akan membuka perspektif kita dalam kopi. Kita lebih paham asal-usul dan keringat di balik secangkir kopi tersebut, ada banyak hal yang dikorbankan.
Selain talkshow dan workshop, beberapa stand tenant turut menyemarakkan acara Waluku Festival. Antara lain tenant dari Sokondalem, Tekoto, Amboja Farm, Sweet Sundae, Chew Dessert, Little Fairness, Moonshine, Mommy’s Kitchen, Agradaya, Reispirasi, Sekolah Tani Muda, Book for Mountain, Simonkori, dan banyak stand yang diisi oleh ibu-ibu dusun setempat, Dusun Kledokan.
Waluku Festival hadir dengan memperdengarkan lebih banyak cerita yang disampaikan oleh praktisi langsung. Orang-orang yang dengan senang hati berkontribusi pada pertanian, kelautan, dan lingkungan dengan tangannya sendiri. Orang-orang yang tidak banyak disorot media, namun keberadaannya memiliki pengaruh bagi kehidupan. Orang-orang dengan misi mulia dan nilai-nilai hidup yang dapat menjadi inspirasi dan alasan bagi kita untuk mulai melangkah.
Karena kami percaya, semua orang adalah pencerita.
Dan apa yang dikemukakan dari hati, akan sampai ke hati. (Firda)